TUGAS KE-5


MANUSIA MAKHLUK OTONOM

A.    Pengertian Manusia Makhluk Otonom
   Sebagai makhluk otonom, manusia diberikan kebebasan oleh Allah SWT untuk menentukan sikap dan pilihannya, dengan kata lain, ia adalah makhluk yang mandiri. Secara etimologi, Otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” yang artinya sendiri, dan “nomos” yang berarti hukum atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah berdiri sendiri atau mandiri. Jadi setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan pilihannya sendiri.
     Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. Berbicara mengenai manusia bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana, karena manusia memiliki banyak keinginan yang terus menerus dan tidak terbatas. Allah telah memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang seharusnya tidak dilakukannya. Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu membedakan hal yang baik dan hal yang buruk dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya. Manusia adalah makhluk hidup, yang mampu memberdayakan akal budinya, maka manusia mempunyai berbagai kemampuan. Allah SWT memberi kebebasan kepada manusia. Meskipun kebenaran  itu dari Allah tetapi Allah tidak pernah memaksa manusia untuk mengimani Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang ingin beriman, maka berimanlah. Siapa yang ingin kafir, maka kafirlah. Allah menciptakan manusia menurut fitrah beragama tauhid. Semua bayi lahir, mempunyai kesiapan untuk beragama Islam. Ketika ia sudah besar, ia menjadi kafir atau tidak memeluk agama Islam, maka itu adalh karena didikan dari orang tuanya. Karena sesungguhnya, Allah tidak pernah menganiaya hamba-Nya. Jika ia sampai masuk neraka, itu karena pilihannya senderi hingga dia masuk neraka.

B.     Manusia Makhluk Individu
    Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi antara jiwa dan raga. Individu berasal dari bahasa latin “ individuum” yang artinya tak terbagi. Individu adalah seorang yang tidak hanya memiliki peranaan khusus dan khas dalam lingkungan sosialnya, tetapi juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik yang ada pada kepribadiannya. Manusia sebagai makhluk individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkanya untuk menjadi pribadi tetapi dalam hal tersebut terdapat beberapa hal yang menghambat dalam mencapai tujuan. Biasanya, manusia individu memiliki sifat yang egois terhadap lingkungan sekitar dan terhadap orang-orang sekitar. Dan biasanya mereka hanya mau bergaul dan perduli terhadap hal tertentu saja sesuai yang mereka butuhkan. Sebenarnya orang yang berkepribadian seperti itu membutuhkan kepribadian khusus dari orang-orang yang sudah mengenal karakter individu ini untuk mengembangkan diri dan pola pikiran terhadap dunia luar dengan menerapkan suatu kehidupan sosial.
     Manusia yang egois sering lupa terhadap manusia lainya, dan mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri hingga mereka lupa bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri. Dan juga manusia terkadang lalai terhadap Allah SWT, yaitu lupa untuk bersyukur atas semua nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT contohnya, suatu kenikmatan fasilitas untuk menghirup udara dengan bebas dan gratis.

C.     Nikmat
  Secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang berarti segala kebaikan, keenakan, dan semua rasa kebahagiaan. Allah SWT telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada manusia, terkadang dengan adanya nikmat yang berlebih diberikan oleh Allah membuat manusia menjadi kufur terhadap Allah SWT. Salah satu contohnya, yaitu ketika manusia diberikan suatu kerjaan yang membuat mereka sibuk dan mereka lupa untuk melaksanakan ibadah sholatnya.
     Salah satu nikmat yang paling tinggi adalah hidayah. Karena dengan adanya hidayah yang diberikan oleh Allah, maka manusia itu akan tau dan mengerti petunjuk yang benar dan bagaiman mereka harus tetap menjadi manusia yang baik. Dan jika sudah diberikan hidayah oleh Allah maka periharalah hidayah tersebut agar kamu tetap menjadi manusia yang baik dan tidak menjadi manusia yang kafir. Kita sebagai manusia yang dilahirkan dalam keaadaan Islam itu adalah salah satu hidayah dari Allah SWT. Dan kita sebagai manusia yang diberikan hidayah oleh Allah sebagai umat islam, maka kita harus memelihara keimanan kita sebagai umat muslim dan agar kita selalu menjadi muslim yang baik dan tidak kufur terhadap Allah SWT.
    Apabila manusia hanya memanfaatkan akal pikirannya saja, maka manusia itu hanyalah menikmati kenikmatan duniawi saja tanpa memikirkan keimanan. Dan bisa jadi mereka juga lupa untuk bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Salah satu kenikmatan yang sering dilupakan oleh manusia adalah kenikmatan kesehatan dan kesempatan. Ketika manusia itu masih diberikan kesehatan mereka lupa terhadap Allah yaitu dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan dapat menyebabkan kemusyrikan terhadap Allah. Dan ketika manusia masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Allh mereka terkadang lupa terhadap kewajibam mereka untuk melaksanakan ibadah dan bersyukur terhadap Allah dan mereka menggunakan kesempatan hidup mereka dengan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.

D.    Kesimpulan
     Sebagai manusia kita haruslah tetap ingat dan bersyukur terhadap Allah SWT tentang apa yang sudah Allah berikan kepada kita, dan tetap memilihara keimanan kita sebagai umat Islam karena hidayah sebagai umat islam yang diberikan oleh Alla SWT adalah suatu kenikmatan yang paling tinggi yang diberikan oleh Allah SWT.


                                   Daftar Pustaka :


Komentar