MANUSIA MAKHLUK
OTONOM
A.
Pengertian
Manusia Makhluk Otonom
Sebagai makhluk otonom, manusia diberikan
kebebasan oleh Allah SWT untuk menentukan sikap dan pilihannya, dengan kata
lain, ia adalah makhluk yang mandiri. Secara etimologi, Otonomi berasal dari
bahasa Yunani “autos” yang artinya sendiri, dan “nomos” yang berarti hukum atau
aturan, jadi pengertian otonomi adalah berdiri sendiri atau mandiri. Jadi
setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan pilihannya sendiri.
Manusia adalah
makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. Berbicara mengenai
manusia bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana, karena manusia memiliki
banyak keinginan yang terus menerus dan tidak terbatas. Allah telah memberikan
akal budi yang membuat manusia tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang
seharusnya tidak dilakukannya. Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu
membedakan hal yang baik dan hal yang buruk dan membuat keputusan sesuai dengan
keinginannya. Manusia adalah makhluk hidup, yang mampu memberdayakan akal
budinya, maka manusia mempunyai berbagai kemampuan. Allah SWT memberi kebebasan
kepada manusia. Meskipun kebenaran itu
dari Allah tetapi Allah tidak pernah memaksa manusia untuk mengimani Allah dan
Rasul-Nya. Siapa yang ingin beriman, maka berimanlah. Siapa yang ingin kafir,
maka kafirlah. Allah menciptakan manusia menurut fitrah beragama tauhid. Semua
bayi lahir, mempunyai kesiapan untuk beragama Islam. Ketika ia sudah besar, ia
menjadi kafir atau tidak memeluk agama Islam, maka itu adalh karena didikan
dari orang tuanya. Karena sesungguhnya, Allah tidak pernah menganiaya hamba-Nya.
Jika ia sampai masuk neraka, itu karena pilihannya senderi hingga dia masuk
neraka.
B.
Manusia
Makhluk Individu
Manusia lahir
sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi antara jiwa dan raga.
Individu berasal dari bahasa latin “ individuum” yang artinya tak terbagi.
Individu adalah seorang yang tidak hanya memiliki peranaan khusus dan khas
dalam lingkungan sosialnya, tetapi juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik yang ada pada kepribadiannya. Manusia sebagai makhluk
individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkanya
untuk menjadi pribadi tetapi dalam hal tersebut terdapat beberapa hal yang
menghambat dalam mencapai tujuan. Biasanya, manusia individu memiliki sifat
yang egois terhadap lingkungan sekitar dan terhadap orang-orang sekitar. Dan
biasanya mereka hanya mau bergaul dan perduli terhadap hal tertentu saja sesuai
yang mereka butuhkan. Sebenarnya orang yang berkepribadian seperti itu
membutuhkan kepribadian khusus dari orang-orang yang sudah mengenal karakter
individu ini untuk mengembangkan diri dan pola pikiran terhadap dunia luar
dengan menerapkan suatu kehidupan sosial.
Manusia yang
egois sering lupa terhadap manusia lainya, dan mereka hanya mementingkan diri
mereka sendiri hingga mereka lupa bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk
sosial dan tidak dapat hidup sendiri. Dan juga manusia terkadang lalai terhadap
Allah SWT, yaitu lupa untuk bersyukur atas semua nikmat yang sudah diberikan
oleh Allah SWT contohnya, suatu kenikmatan fasilitas untuk menghirup udara dengan
bebas dan gratis.
C.
Nikmat
Secara etimologis berasal dari bahasa Arab
yang berarti segala kebaikan, keenakan, dan semua rasa kebahagiaan. Allah SWT
telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada manusia, terkadang dengan
adanya nikmat yang berlebih diberikan oleh Allah membuat manusia menjadi kufur
terhadap Allah SWT. Salah satu contohnya, yaitu ketika manusia diberikan suatu
kerjaan yang membuat mereka sibuk dan mereka lupa untuk melaksanakan ibadah
sholatnya.
Salah satu
nikmat yang paling tinggi adalah hidayah. Karena dengan adanya hidayah yang
diberikan oleh Allah, maka manusia itu akan tau dan mengerti petunjuk yang
benar dan bagaiman mereka harus tetap menjadi manusia yang baik. Dan jika sudah
diberikan hidayah oleh Allah maka periharalah hidayah tersebut agar kamu tetap
menjadi manusia yang baik dan tidak menjadi manusia yang kafir. Kita sebagai
manusia yang dilahirkan dalam keaadaan Islam itu adalah salah satu hidayah dari
Allah SWT. Dan kita sebagai manusia yang diberikan hidayah oleh Allah sebagai umat
islam, maka kita harus memelihara keimanan kita sebagai umat muslim dan agar
kita selalu menjadi muslim yang baik dan tidak kufur terhadap Allah SWT.
Apabila manusia
hanya memanfaatkan akal pikirannya saja, maka manusia itu hanyalah menikmati
kenikmatan duniawi saja tanpa memikirkan keimanan. Dan bisa jadi mereka juga
lupa untuk bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang sudah diberikan oleh
Allah SWT. Salah satu kenikmatan yang sering dilupakan oleh manusia adalah
kenikmatan kesehatan dan kesempatan. Ketika manusia itu masih diberikan
kesehatan mereka lupa terhadap Allah yaitu dengan melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat dan dapat menyebabkan kemusyrikan terhadap Allah. Dan ketika manusia
masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Allh mereka terkadang lupa terhadap
kewajibam mereka untuk melaksanakan ibadah dan bersyukur terhadap Allah dan
mereka menggunakan kesempatan hidup mereka dengan hal-hal yang tidak seharusnya
dilakukan.
D.
Kesimpulan
Sebagai manusia kita haruslah tetap ingat dan
bersyukur terhadap Allah SWT tentang apa yang sudah Allah berikan kepada kita,
dan tetap memilihara keimanan kita sebagai umat Islam karena hidayah sebagai
umat islam yang diberikan oleh Alla SWT adalah suatu kenikmatan yang paling
tinggi yang diberikan oleh Allah SWT.
Daftar Pustaka :
Komentar
Posting Komentar